Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hesti Haris Dorong Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an Lewat Metode 30 Menit
Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hesti Haris Dorong Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an Lewat Metode 30 Menit

Ketua TP PKK Provinsi Jambi Hesti Haris Dorong Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an Lewat Metode 30 Menit

Kilasharian.Com, Sungai Penuh  - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jambi terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan mengembangkan budaya daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengenalan Metode Cepat 5 Menit Bisa Berpantun, yang disosialisasikan dalam kegiatan pelatihan di Ruang Pola Kantor Wali Kota Sungai Penuh, Kamis (18/12/2025).

Pelatihan ini diikuti oleh Tim Penggerak PKK kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi, serta perwakilan dari berbagai instansi terkait. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, dengan peserta yang hadir langsung dan sebagian lainnya mengikuti melalui siaran langsung (live streaming).

Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj. Hesnidar Haris, SE (Hesti Haris), menjelaskan bahwa program tersebut menjadi langkah strategis dalam melestarikan budaya Melayu, khususnya tradisi pantun yang merupakan bagian dari jati diri masyarakat Jambi.

“Gerakan ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, baik generasi muda maupun orang tua, terutama kader PKK yang memiliki jaringan hingga tingkat dasawisma,” ungkap Hesti Haris.

Ia menambahkan, metode ini disusun agar masyarakat tidak lagi merasa kesulitan dalam menciptakan pantun. Dengan teknik yang sederhana dan mudah dipahami, peserta dapat menyusun pantun yang sesuai dengan tema, suasana, dan kondisi tertentu dalam waktu singkat.

“Selama ini banyak yang ingin berpantun, tetapi terkendala dalam merangkai kata. Melalui metode ini, pantun dapat dibuat dengan cepat dan lebih terarah,” jelasnya.

Ke depan, TP PKK Provinsi Jambi berencana meluncurkan Gerakan Masyarakat Jambi Berpantun secara resmi pada Januari 2026. Program tersebut akan melibatkan berbagai elemen sebagai bagian dari edukasi budaya, agar pantun sebagai warisan budaya tak benda tetap lestari dan berkembang di tengah masyarakat.

Hesti Haris juga menekankan peran penting kader PKK dan Dharma Wanita yang sering berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan.

“Melalui pantun, pesan dapat disampaikan dengan cara yang lebih indah, menarik, dan tidak membosankan, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat,” ujarnya.

Pantun sendiri telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional sejak 2015 dan mendapat pengakuan dunia dari UNESCO pada 2020 melalui pengajuan bersama Indonesia dan Malaysia. Namun demikian, kemampuan berpantun di tengah masyarakat dinilai masih perlu terus ditingkatkan.

“Pengakuan internasional harus dibarengi dengan upaya nyata untuk melestarikannya. Inilah semangat utama dari program ini,” tutup Hesti Haris. (*)

Baca juga:

Admin
Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
Next
This Is The Current Newest Page