Hal tersebut bisa terlihat langsung dari sekitar jembatan yang berada tak jauh dari kantor desa setempat. Terlebih kondisi sungai saat ini sangat membutuhkan peremajaan seperti normalisasi.
Menanggapi hal tersebut, Kades Sukamaju, Didik Budi Cahyanto saat diwawancarai terkait kondisi sungai Lagan yang berada di wilayahnya mengatakan, pihaknya sudah sering kali mengirim proposal ke pihak PUPR Kabupaten Tanjab Timur dan juga ke Balai sungai Sumatera agar bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Baru-baru ini bahkan pihak PT WKS memberi bantuan normalisasi sungai tersebut sekitar 6 kilometer," katanya.
Bantuan normalisasi yang diberikan PT WKS tersebut menggunakan dua unit excavator. Akan tetapi kegiatan tersebut dianggap masih kurang maximal, sebab, jangkauan satu excavator hanya 12 meter. Jadi untuk dua excavator itu hanya bisa menjangkau sekitar 24 meter, sementara lebar badan sungai Lagan tersebut sekitar 30 sampai 40 meter.
Artinya meski sudah diberikan penanganan sedikit, namun masi terdapat bagian tengah badan sungai yang masi ada titik yang tidak terjangkau untuk dibersihkan.
"Titik tersebut lambat laun akan membuat sampah yang terbawa aliran sungai bisa tersangkut lagi dan menyebabkan pendangkalan kembali," ucap Didik
Didik menjelaskan, meski kini kebanyakan warga setempat telah menggunakan jalur darat, akan tetapi masih ada warga yang menggunakan sungai ini untuk akses perahu pengangkut hasil kebun dan lain sebagainya.
Selain banyak tumpukkan sampah di atasnya, sungai ini juga telah mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Akibatnya, jika memasuki musim penghujan dengan intensitas cukup tinggi, sungai ini tidak mampu lagi menampung air dan akibatnya banjir pun selalu menggenangi daratan di sekitarnya.
Dampak banjir dari luapan air sungai ini, membuat sejumlah lokasi perkebunan masyarakat yang berada di sekitarnya menjadi korban.
Tentunya hal ini dapat merugikan, terutama mereka yang memang sangat menggantungkan kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil kebun. (Rm28)