 |
| Komisioner KPU: Suhardiman Devisi Hukum dan Pengawasan KPU Kerinci |
Pengharapan yang besar agar dia bisa lulus tes seleksi dia tunjukkan dengan menjawab soal dengan penuh kehati hatian.
Walaupun semua peserta tes sudah mengumpulkan lembar jawaban dan meninggalkan ruangan, bapak satu anak ini masih tetap bertahan didalam ruangan. Teman sekelilingnya tidak dihiraukannya, Ia hanya terfokus pada lembaran soal.
"Waktu masih ada. Jadi tidak perlu tergesa gesa," kata lelaki berkacamata ini dan pandangannya masih tertuju pada lembaran soal.
Kendala yang dihadapinya selama ikut tes ini, soal yang terlalu banyak sehingga sangat menyita waktu untuk membaca soal. Apalagi, mata nya saat ini harus memakai alat bantu kacamata.
Motivasi lelaki yang bekerja sebagai servis jam keliling di pasar tradisional ini dibilang cukup mulia yaitu ingin ikut partisipasi dan menyukseskan dalam penyelenggaraan pemilu 2018 ini. Pria kelahiran desa tanjung tanah ini mengakui pernah ikut penyelenggaraan pemilu pada tahun 2009. Pada saat itu sebagai Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Diminta tanggapan kepada Komisioner KPU Kerinci, Suhardiman mengatakan sepanjang peserta memenuhi syarat dan memenuhi kriteria tidak masalah.
"Kita tidak bisa melarang. Yang penting peserta bisa berkompetisi dengan peserta yang lain. Peserta juga dituntut memiliki kemampuan dan integritas," kata Suhardiman Devisi Hukum dan Pengawasan KPU Kerinci.
Sementara kegigihan salah satu peserta disabilitas yang ikut tes, Suhardiman mengapresiasinya. Tetap saja hasilnya tergantung pada hasil tes yang bersangkutan. Suhardiman mengungkapkan peserta yang ikut tes PPK saat ini sebanyak 360 peserta. Ada sekitar 16 peserta yang tidak hadir.
"Semua peserta yang daftar sebanyak 376 peserta. Ada juga peserta yang tidak hadir," ujarnya.
Kontributor : Fendri