Dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Muaro Jambi, Junaidi H Mahir itu dihadiri oleh sejumlah kepala Dinas yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, ASN serta pegawai lainnya.
Dalam kesempatan itu, Junaidi Mahir menyebut jika peringatan ini bukan hanya kegiatan seremonial belaka, namun penuh dengan makna. Dimana merayakan sesuatu yang lebih dari sekedar mengingatkan sebuah lembaga ekonomi, namun juga merayakan semangat hidup orang banyak, semangat gotong royong semangat
“Peringatan HKN dan Hari Koperasi secara bersamaan ini menjadi momentum strategis untuk meningkatkan sinergi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus menggerakkan roda perekonomian melalui koperasi,” kata Jun Mahir.
Menurut dia, dalam koperasi, suara setiap orang sama, tak peduli berapa besarnya modalnya, setiap anggota punya hak bicara yang setara prinsip “one man one vofe”. Bukan hanya soal teknis rapat tahunan, itu adalah simbol dari demokrasi ekonomi yang selama ini kita impikan bahwa setiap warga bisa ikut menentukan arah masa depan bersama.
Menurut dia, kita patut bersyukur koperasi Indonesia terus menunjukkan geliat positif, tahun lalu jumlah koperasi aktif kita tercatat sebanyak 131.617 unit. Anggotanya mencapai hampir 30 juta orang, artinya satu dari 10 warga Indonesia adalah bagian dari koperasi volume usaha koperasi pada tahun 2024 menyumbangkan Rp 214 triun terhadap PDB nasional itu hampir satu persen dan potensinya masih sangat besar jika kita kelola bersama.
“Tapi semua itu baru bisa menjadi kekuatan ekonomi jika dikelola bersama dan itulah mengapa, presiden mengeluarkan intruksi presiden nomor 9 tahun 2002 ribu dan keputusan presiden nomor 9 tahun 2005 yang mendorong percepatan pembentukan koperasi desa kelurahan merah putih, tidak kurang 18 kementerian dan lembaga pemerintah provinsi serta Kabupaten/kota seluruh Indonesia turut serta menjadi bagian penting dan mensukseskan agenda ini,” katanya.
Saat ini, sudah lebih dari 80.000 koperasi desa dan kelurahan merah putih terbentuk lewat musyawarah desa dan kelurahan khusus prosesnya bukan dari atas tapi dari bawah rakyat sendiri yang membentuk rakyat sendiri yang mengelola koperasi ini bukan hanya tempat simpan pinjam, di sana ada beberapa generasi penting yaitu generasi sembako tempat mengakses barang subsidi pemerintah seperti gas, beras dan minyak goreng klinik Desa serta dengan gerai apotek gerai gudang untuk menyimpan serta logistik dan transportasi untuk mendiskusikan hasil panen, dengan koperasi desa atau kelurahan merah putih.
“Dan saya tahu ini bukan hanya soal angka petani kecil yang dulu menjual jagungnya secara perorangan, harga rendah dan tak menentu kini lewat operasi, dia bisa menyimpan hasil panennya, menunggu harga membaik dan menjual secara kolektif pendapatannya naik, anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi dan dia tidak lagi berhutang ke tengkulak, bagi saya itulah koperasi, bukan hanya mengubah ekonomi tapi juga membuka masa depan,” katanya. (*/adv)
