Penyerahan Dumisake bantuan pendidikan yang berlangsung di SMA 2 Muaro Jambi ini, Gubernur Jambi Al Haris menyampaikan bahwa pada tahun 2024 ini sudah ada 5.500 lebih siswa di Provinsi Jambi yang menerima bantuan Dumisake Pendidikan.
Gubernur Al Haris berharap bahwa bantuan ini dapat membantu meringankan para siswa dalam bersekolah.
“Kita bangga sekali bahwa kembali kita bisa melaunching bantuan dumisake ini, ada 5.500 lebih siswa di jambi yang diberi tahun ini. Khususnya untuk Muaro Jambi ada 410 orang dari SMA, SMK, dan SLB. Kami berharap memang ini bisa membantu meringankan beban anak kita yang memang mungkin hidupnya kurang menguntungkan atau memang dia butuh peralatan yang kita berikan ini. Mudah-mudahan ini dapat memberikan manfaat untuk anak-anak semuanya,” tutur Gubernur Jambi.
Kegiatan yang bersamaan dengan seminar wawasan kebangsaan ini, Al Haris menyampaikan bahwa pemberian wawasan kebangsaan kepada 200 orang per kabupaten/kota ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan semangat pendidikan di Jambi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jambi, dan hal ini ditandai dengan perkembangan pendidikan.
Selanjutnya, Gubernur Al Haris mengharapkan tidak adanya ketimpangan dalam Pendidikan antara Kota Jambi dengan Muaro Jambi ataupun kabupaten lainnya. Oleh karena itu, kedepannya akan diterapkan sistem dan standar yang sama. Sehingga perkembangan sumber daya manusia (SDM) antar kabupaten kota ini merata. Hal ini terlihat nyata dari perbandingan IPM Kota Jambi dan Muaro Jambi.
“Kita juga ada program pemberian wawasan kebangsaan kepada masyarakat ada 200 orang per kabupaten/kota, yang kita berikan wawasan kebangsaannya dan nanti ada ditandai dengan pengibaran bendera. Nanti ada bendera yang kita bentangkan sama-sama,” ujar Gubernur Al Haris.
“Dan kita berharap bapak ibu sekalian kita terus menopang agar semangat Pendidikan di Jambi ini terus bisa memberikan dampak positif bagi kita semua. Kenapa, kita sedang berjuang agar IPM jambi bisa meningkat. Karena IPM ini standar bagaimana perkembangan pendidikan di sebuah provinsi, maka IPM kita ini kedepan tidak boleh terlalu berjarak antara Kota Jambi dengan Muaro Jambi misalnya,” tambahnya.
“Jadi tidak boleh ada ketimpangan yang jauh, kenapa, karena sistem yang kita bangun ke depannya harus sama, standarnya sama. Nah makanya sekarang kita cing-cing pak, misalnya kepala sekolah di Kota Jambi kita pindah ke Muaro Jambi. Jangan mikir aneh-aneh bu, kita ingin SDM yang ada di Kota Jambi selama ini yang dikembangkan, juga dikembangkan di Muaro Jambi. Jadi merata jadinya. Hari ini kita lihat bahwa ketimpangan antara IPM Kota Jambi dan Muaro Jambi itu jauh sekali bedanya,” pungkasnya.(*)