Dalam sesi wawancara, Al Haris mengatakan, Pemerintah
Provinsi Jambi menyambut baik Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
nomor: KM/107/KD.03/2021 tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif yang
tujuannya adalah untuk membangkitkan ekonomi desa, mengurangi kemiskinan, serta
berkontribusi meningkatkan Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Regional
Bruto.
“Pemerintah Provinsi Jambi menyambut baik dengan adanya
Keputusan Menteri ini, karena ini adalah harapan baru bagi warga di desa,
untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas yang pelakunya pasti generasi muda.
Kta mengharapkan Jambi memiliki desa-desa mandiri, dengan melibatkan dan
mendorong pemerintah desa untuk berani menciptakan banyak hal-hal kreatif,
dengan melibatkan generasi muda yang ada di desa, sehingga nanti akan muncul
desa-desa kreatif dari para generasi muda yang kreatif,” ujar Al Haris.
Al Haris menjelaskan Provinsi Jambi saat ini tengah
mengembangkan desa-desa wisata yang mempunyai potensi mulai dari wisata alam,
buatan dan budaya yang tersebar di beberapa Kabupaten sebanyak 52 desa wisata,
dengan status desa rintisan, berkembang, dan maju atau mandiri. Pemerintah
Provinsi Jambi berupaya dalam membina dan mengembangkan desa desa ini agar
menjadi desa-desa wisata yang maju dan mandiri.
“Kami menyadari, selain pembinaan juga perlu
dukungan infrastruktur dasar baik berupa infrastruktur jalan, penyediaan air
bersih, penataan kawasan dan infrastrukur pendukung lainnya. Untuk itu, kami mengharapkan
dukungan dan sinergi program dari pemerintah pusat dalam pemenuhan
infrastruktur dasar tersebut,” pungkas Al Haris.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno
menyatakan, Provinsi Jambi dipilih menjadi proyek karena terdapatnya institusi
pendidikan yang menghasikan kreatifitas tinggi. “Jadi Jambi ini adalah provinsi
yang memiliki sejarah institusi pendidikan tertua di Indonesia yaitu Komplek
Candi Muara Jambi dan disinilah pendidikan yang berbasis pendidikan tinggi yang
menghasilkan kreativitas- kreativitas dan imajinasi,” kata Sandiaga.
“Kami memilih Provinsi Jambi ini dengan penuh
pertimbangan dan kami ingin mengembangkan yaitu traces of civilization, yaitu jejak tentang peradaban yang
sebetulnya adalah bagian dari pengembangan destinasi super prioritas Borobudur,
tapi ternyata jejak peradabannya itu ada di Candi Muaro Jambi. Di Jambi
juga ada beberapa Geopark termasuk Kerinci, dimana ada produk ekonomi kreatif
yang kita kenal dengan kopi Kerinci dan juga teh yang diminum oleh Ratu
Elizabeth,” jelas Sandiaga.
“Branding-branding inilah yang akan kita
kembangkan, value–value inilah yang
nantinya akan menjadi destinasi wisata tersendiri bukan hanya destinasi
pariwisata tetapi juga sentra ekonomi kreatif,” tutup Sandiaga. (*/riko)